Sabtu, 04 Januari 2014

Sistem Gerak pada Manusia

A. Gerak pada Manusia
Pada manusia dan vertebrata, gerakan tubuh melibatkan tulang dan otot. Tulang dan otot merupakan alat gerak yang berkaitan erat. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak bila tidak digerakkan oleh otot. Karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya tanpa bantuan otot, maka tulang merupakan alat gerak pasif. Sedangkan otot merupakan alat gerak aktif karena berperan sebagai penggerak tulang.
1. Rangka Tubuh Manusia
Rangka tubuh manusia terdiri dari tulang-tulang yang berhubungan satu sama lain. Rangka tersusun dari tulang. Jumlah tulang yang menyusun rangka manusia lebih kurang 206 potong tulang. Tulang berhubungan dengan tulang yang lain pada sambungan tertentu. Sambungan tersebut dapat membantu kelancaran gerakan tubuh. Jadi rangka memiliki peran penting dalam membuat gerakan tubuh. Karena rangka manusia terletak di bagian dalam tubuh, maka disebut rangka dalam (endoskeleton).

Rangka tubuh manusia tersusun dari tulang
Selain berfungsi membuat gerakan tubuh, rangka memiliki fungsi sebagai berikut :
a. Menegakkan atau menopang berdirinya tubuh.
b. Memberi bentuk tubuh, tanpa rangka tubuh kita tidak memiliki tubuh.
c. Melindungi organ-organ tubuh yang penting dan lunak seperti otak, jantung, paru-paru, dan mata.
d. Tempat melekatnya otot-otot rangka.
e. Tempat pembentukan sel-sel darah merah.
Berdasarkan jenisnya, tulang dibedakan menjadi dua macam, yaitu tulang rawan (kartilago) dan tulang keras (osteon).
Tulang rawan (kartilago)
Bila kalian memegang daun telinga atau ujung hidung, tentu terasa lentur, bukan? Mengapa demikian? Daun telinga dan ujung hidung terasa lentur karena dibentuk dan ditopang oleh tulang rawan. Tulang rawan dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) dan bahan dasar (matriks). Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dan karbohidrat yang disebut kondrin. Matriks tulang rawan yang terbentuk di antara sel-sel tulang sel-sel tulang rawan mengandung banyak zat perekat (kolagen) dan sedikit zat kapur sehingga tulang rawan bersifat bersifat lentur atau elastis. Tulang rawan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, dan tulang rawan fibrosa.
Tulang keras (osteon)
Berbeda dengan tulang rawan, tulang keras merupakan kumpulan sel-sel tulang (osteosit). Sel-sel tulang mengeluarkan matriks yang mengandung zat kapur dan fosfor sehingga tulang menjadi keras dan tidak lentur. Matriks tulang yang rapat dan padat akan membentuk tulang kompak (tulang keras), misalnya tulang pipa. Matriks tulang yang tidak padat dan berongga-rongga akan membentuk tulang kosong (tulang spons), misalnya tulang pipih dan tulang pendek. Proses perubahan tulang rawan menjadi tulang keras disebut osifikasi.
Bagian dalam dari tulang berisi sumsum tulang. Ada dua macam sumsum tulang, yaitu sumsum merah dan sumsum kuning. Sumsum merah merupakan tempat produksi sel darah merah (eritrosit). Sumsum merah terdapat pada seluruh tulang anak-anak, sedangkan pada orang dewasa sumsum merah terdapat pada ruas tulang belakang, tulang rusuk, danm tulang kepala. Sumsum kuning terdapat pada tulang-tulang anggota gerak orang dewasa.
Berdasarkan bentuknya, tulang keras dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.   Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk silinder kecil (bulat pendek). Contoh tulang pendek adalah ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan kaki, dan tulang pergelangan tangan.

Contoh tulang pendek, yaitu tulang pergelangan tangan (tanda panah).

2.  Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Contoh tulang pipih adalah tulang dada, tulang tempurung kepala, tulang rusuk, dan tulang belikat.

Contoh tulang pipih, yaitu tulang belikat (tanda panah).
3.   Tulang pipa
Tulang pipa berbentuk panjang seperti pipa. Kedua ujung tulang pipa membesar, membentuk bonggol yang tersusun atas tulang spons yang disebut epifise. Bagian tengah di antara kedua bonggol disebut diafise. Berbeda dengan epifise, diafise merupakan tulang kompak dan di dalamnya terdapat rongga yang disebut rongga sumsum tulang.

Struktur tulang pipa
Antara epifise dan diafise ada daerah yang disebut cakra epifise. Daerah cakra epifise inilah yang dapat tumbuh dan bertambah panjang selama seseorang masih dalam pertumbuhan. Contoh tulang pipa adalah tulang paha, tulang betis, dan tulang lengan atas.

Contoh tulang pipa, yaitu tulang lengan atas (tanda panah).
2.   Susunan Rangka Tubuh Manusia
Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak.
2.1   Tulang Tengkorak
Fungsi utama tulang tengkorak adalah melindungi otak. Tulang tengkorak tersusun atas 22 tulang pipih yang saling berhubungan dan membentuk suatu rongga. Tulang tengkorak terbagi atas dua kelompok, yaitu tulang tengkorak bagian kepala dan tulang tengkorak bagian muka.
Tulang tengkorak bagian kepala (tulang tempurung kepala) mengelilingi dan melindungi organ yang sangat vital, yaitu otak. Hubungan antartulang tengkorak bagian kepala merupakan hubungan tulang yang tidak dapat digerakkan. Tulang tengkorak bagian kepala terdiri dari 10 buah tulang yaitu : 1 tulang tengkorak belakang, 1 tulang dahi, 2 tulang ubun-ubun, 2 tulang pelipis, 2 tulang tapis, dan 2 tulang baji.

Tulang tengkorak bagian kepala
Tulang tengkorak bagian muka (wajah) terletak pada bagian muka kepala. Tulang tengkorak tersebut membentuk rongga mata, rongga hidung, dan langit-langit. Tulang tengkorak bagian muka terdiri dari : 2 tulang rahang atas, 2 tulang rahang bawah, 2 tulang pipi, 2 tulang mata, 2 tulang hidung, 2 tulang langit-langit, dan 1 tulang pangkal lidah. Semua tulang tengkorak bagian muka menyatu dan tidak dapat digerakkan, kecuali tulang rahang bawah.

Tulang tengkorak bagian muka.
2.2   Tulang Badan
Tulang badan merupakan kelompok tulang yang membentuk badan (tubuh). Tulang badan berfungsi menopang tubuh secara keseluruhan. Tulang badan terdiri dari lima kelompok, yaitu tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang gelang bahu, dan tulang gelang panggul.
a.   Tulang belakang
Ruas tulang belakang membentuk sumbu tubuh. Tulang belakang berperan menyangga tulang tengkorak, menyokong tubuh, menjaga kestabilan tubuh, dan tempat melekatnya tulang-tulang rusuk. Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang, yaitu 7 ruas tulang leher, 12 ruas tulang punggung, 5 ruas tulang pinggang, 5 ruas tulang kelangkang yang menyatu, dan 4 ruas tulang ekor yang menyatu.

Tulang belakang terdiri dari 33 ruas tulang belakang.
b.   Tulang dada
Tulang dada merupakan tempat melekatnya tulang rusuk bagian depan. Tulang dada terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu (tangkai), bagian dada, dan bagian taju pedang.
c.   Tulang rusuk (iga)
Terdiri dari 3 jenis tulang, yaitu 7 pasang tulang rusuk sejati, 3 pasang tulang rusuk palsu, dan 2 pasang tulang rusuk melayang.

Tulang dada dan tulang rusuk
d. Tulang gelang bahu
Terdiri dari : 2 tulang belikat dan 2 tulang selangka.

Tulang-tulang yang menyusun tulang gelang bahu
e. Tulang gelang panggul

Tulang-tulang yang menyusun gelang panggul
Terdiri dari : 2 tulang pinggul, 2 tulang duduk, dan 2 tulang kemaluan. Ketiga tulang tersebut berkaitan erat sehingga membentuk suatu lingkaran yang berlubang.
2.2.   Tulang anggota gerak
Terdiri dari dua kelompok, yaitu tulang anggota gerak bagian atas (kanan dan kiri) dan tulang anggota gerak bagian bawah (kanan dan kiri).
Tulang anggota gerak bagian atas (tangan atau lengan)
Terdiri dari : 2 tulang lengan atas, 2 tulang pengumpil, 2 tulang hasta, 16 tulang pergelangan tangan, sepuluh tulang telapak tangan, dan 28 tulang jari tangan.
Tulang anggota gerak bagian bawah (kaki atau tungkai)
Terdiri dari : 2 tulang paha, 2 tulang tempurung lutut, 2 tulang kering, 2 tulang betis, 14 tulang pergelangan kaki, 10 tulang telapak kaki, dan 28 tulang jari kaki.
3.    Hubungan Antartulang (Artikulasi)
Hubungan tulang merupakan tempat satu atau lebih ujung tulang bertemu dan dapat mengakibatkan pergerakan atau tidak. Hubungan antartulang disebut artikulasi. Hubungan antartulang yang memungkinkan pergerakan disebut persendian. Berdasarkan dapat dan tidaknya digerakkan, hubungan antartulang dibedakan atas diartrosis, amfiartrosis, dan sinartrosis.
3.1    Diartrosis
Diartrosis (sendi gerak) merupakan hubungan antartulang yang dapat digerakkan dengan bebas. Diartrosis memudahkan tulang untuk bergerak karena adanya struktur tertentu dan juga dimungkinkan adanya bentuk-bentuk tertentu dari ujung-ujung tulang yang berhubungan. Diartrosis memiliki struktur yang terdiri dari bonggol sendi, tulang rawan sendi dan mangkuk sendi. Mangkuk sendi berisi cairan sendi (minyak sinovial) yang berfungsi sebagai minyak pelumas. Berdasarkan arah geraknya, diartrosis terdiri dari lima macam, yaitu sendi peluru, sendi engsel, sendi putar, sendi pelana, dan sendi geser.

Struktur sendi gerak.
Sendi peluru
Merupakan bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah (gerak bebas). Contohnya adalah hubungan antara tulang paha dengan tulang pinggul dan tulang lengan atas dengan tulang belikat.

Contoh sendi peluru.
Sendi engsel
Merupakan bentuk hubungan dua tulang yang hanya memungkinkan terjadinya gerak ke satu arah. Contoh sendi engsel adalah hubungan antartulang pada siku, ruas antarjari, dan lutut.

Contoh sendi engsel.
Sendi putar
Merupakan bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan tulang yang satu bergerak mengitari ujung tulang yang lain sehingga terjadi gerak rotasi. Contoh sendi putar adalah hubungan antartulang atlas dengan tulang tengkorak.

Contoh sendi putar.
Sendi pelana
Merupakan bentuk hubungan dua tulang, dan kedua ujung tulang berbentuk pelana kuda. Gerakn yang dilakukan adalah dua arah, ke depan dan ke belakang atau ke kiri dan ke kanan. Contoh sendi pelana adalah hubungan antara tulang-tulang telapak tangan dengan ruas tulang jari tangan.

Contoh sendi pelana.
Sendi geser
Merupakan bentuk hubungan dua tulang yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contohnya adalah hubungan antara tulang-tulang pergelangan tangan dan tulang-tulang pergelangan kaki.

Contoh sendi geser.
3.2    Amfiartrosis
Amfiartrosis (sendi kaku) merupakan hubungan antartulang yang masih memungkinkan terjadinya gerak yang sangat terbatas. Penghubung antartulang pada amfiartrosis adalah tulang rawan. Contohnya adalah hubungan tulang punggung dengan ruas-ruas tulang belakang, hubungan antartulang gelang panggul dan hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.
Contoh amfiartrosis
3.3    Sinartrosis
Sinartrosis merupakan hubungan antartulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali. Ujung-ujung tulang yang berhubungan dipersatukan oleh serabut jaringan ikat dan mengalami osifikasi sehingga tidak dapat digerakkan. Contohnya adalah hubungan antartulang tengkorak (sutura).

Contoh sinartrosis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar