Sabtu, 04 Januari 2014

Sistem Peredaran Darah pada Manusia

A.    Darah
Darah merupakan jaringan tubuh yang memiliki fungsi yang sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Pada orang dewasa yang sehat, volume darah kira-kira 8% dari berat tubuh atau lebih kurang lima liter. Adapun fungsi darah antara lain sebagai berikut :
1.   Darah sebagai alat pengangkut
Darah mengangkut sari-sari makanan dan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Darah juga mengangkut zat-zat sisa pembakaran (oksidasi), yaitu karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Darah mengangkut zat-zat sisa metabolisme ke alat-alat pengeluaran.
2.   Darah sebagai alat pertahanan tubuh dari penyakit
Zat antibodi yang terdapat dalam darah berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh dari penyakit. Sel darah putih dalam darah berfungsi membinasakan kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
3.   Darah sebagai pengatur suhu tubuh.
Darah memindahkan panas dari alat-alat tubuh yang aktif ke alat-alat tubuh yang tidak aktif sehingga keseimbangan suhu tubuh dapat terjaga.
4.   Darah melakukan proses pembekuan darah
Bila terjadi luka, sel-sel darah pembeku akan melakukan proses pembekuan darah sehingga darah tidak terus-menerus keluar. Dengan demikian, lukan akan tertutup sehingga mencegah infeksi kuman penyakit.
Darah manusia tersusun atas dua komponen, yaitu:
1. Sel-sel darah
Sel darah adalah sel yang hidup dan merupakan bagian darah yang padat. Sel darah putih terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah atau sel darah pembeku (trombosit).
Sel darah merah (eritrosit) merupakan bagian utama dari sel-sel darah, karena jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan sel darah lainnya. Pada orang dewasa, setiap satu mililiter darah mengadung kira-kira lima juta butir sel darah merah. Sel darah merah berbentuk bulat pipih, cekung di bagian tengah, dan tidak memiliki inti. Di dalam sel darah merah terdapat zat warna darah yang disebut hemoglobin (Hb). Sel darah merah pada manusia terbentuk di dalam sumsum tulang. Seseorang yang memiliki sel darah merah kurang dari normal menderita penyakit kurang darah atau anemia. Umur sel darah merah yang beredari di dalam aliran darah sekitar 120 hari. Kemudian sel darah merah yang sudah tua akan mati dan diubah menjadi bilirubin (zat warna empedu).

Sel-sel darah merah
Sel darah putih (leukosit) lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan sel darah merah. Pada orang dewasa yang normal, setiap satu mililiter darah mengandung kira-kira delapan ribu butir sel darah putih. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah, limpa, dan kelenjar getah bening (kelenjar limfe). Fungsi utama sel darah putih adalah memakan kuman-kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu, sel darah putih bersifat fagosit. Sel darah putih juga berfungsi untuk mengangkut lemak. Jumlah sel darah putih dalam tubuh dapat bertambah atau berkurang. Bila jumlah sel darah putih lebih dari normal, disebut leukositosis. Misalnya, pada penderita kanker darah (leukimia), jumlah sel darah putih dapat meningkat sampai 20 ribu butir tiap mililiter darah. Keadaan ini akan merugikan tubuh karena sel darah putih akan memakan sel darah merah.

Fagositosis sel darah putih.
Bila jumlah sel darah putih sangat menurun, maka tubuh tidak lagi terlindung dari infeksi kuman penyakit. Hal ini berakibat bakteri penyebab penyakit (bakteri patogen) dalam tubuh kita berkembang biak dengan pesat.

Keping darah (trombosit) berukuran kecil, memiliki bentuk yang tidak teratur, dan tidak memiliki inti. Keping darah berfungsi untuk proses pembekuan darah, sehingga keping darah disebut juga sel darah pembeku. Proses pembekuan darah dapat dijelaskan sebagai berikut. Bila keping darah menyentuh permukaan luka, maka keping darah akan pecah. Pada saat pecah, keping darah mengeluarkan enzim trombokinase (tromboplastin) yang dikandungnya. Dengan bantuan ion kalsium (Ca2+) dan vitamin K, enzim trombokinase mengubah protrombin menjadi trombin. Protrombin adalah suatu zat yang larut dan dihasilkan di hati. Selanjutnya, trombin mengubah fibrinogen yang larut dalam plasma darah menjadi fibrin yang berbentuk benang-benang halus. Benang-benang halus ini menjerat sel-sel darah merah dan membentuk gumpalan sehingga darah membeku. Prosesnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Proses pembekuan darah

2. Plasma Darah
Bagian darah yang cair dan berwarna kekuning-kuningan pada darah adalah plasma darah. Diperkirakan plasma darah berjumlah 55% dari seluruh jumlah darah, dan sisanya 45% adalah sel-sel darah. Plasma darah terdiri dari 90% air dan sisanya adalah zat-zat terlarut.
Plasma darah berfungsi sebagai pengangkut sari-sari makanan, hormon, dan zat-zat sisa metabolisme, misalnya karbon dioksida. Selain itu, plasma darah juga berfungsi dalam pembekuan darah, karena mengandung fibrinogen. Plasma darah mengandung protein seperti : fibrinogen, albumin, dan globulin. Larutan protein dalam plasma darah dapat diendapkan. Cairan yang tertinggal berwarna kuning jernih disebut serum darah. Serum darah ini mengandung zat antibodi yang bersifat melawan zat atau protein asing yang masuk ke dalam tubuh.
B.    Alat Peredarah Darah
Alat peredaran darah manusia terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Pembuluh darah terdiri dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler. Darah manusia yang beredar ke seluruh tubuh selalu berada di dalam pembuluh darah.
1.    Jantung
Jantung manusia terletak di dalam rongga dada sebelah kiri, di atas diafragma. Jantung berfungsi sebagai alat pemompa darah ke seluruh tubuh. Dari jantung, darah diatur dan dialirkan melalui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh. Bagian luar jantung dilapisi oleh selaput yang disebut perikardium. Jantung memiliki empat ruangan, yaitu serambi kiri (atrium kiri), serambi kanan (atrium kanan), bilik kiri (ventrikel kiri), dan bilik kanan (ventrikel kanan).

Struktur jantung
Jantung bekerja sangat teratur, yaitu dengan mengembang dan mengempis. Hal ini terjadi karena ada otot-otot jantung yang mengendur (relaksasi) dan berkerut (kontraksi). Cara kerja jantung adalah sebagai berikut. Serambi jantung mengembang sehingga darah dari seluruh tubuh yang kaya karbon dioksida masuk ke serambi kanan. Sementara itu darah dari pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya oksigen masuk ke serambi kiri. Serambi jantung mengempis dan bilik mengembang sehingga darah masuk ke bilik. Darah dari serambi kanan masuk ke bilik kanan. Darah dari serambi kiri masuk ke bilik kiri. Karena adanya katup berdaun dua dan katup berdaun tiga, maka darah tidak dapat kembali lagi ke serambi. Bilik jantung mengempis sehingga darah dari bilik kiri yang kaya oksigen dipompakan dengan kuat ke seluruh tubuh, sedangkan darah dari bilik kanan yang kaya karbon dioksida dipompakan ke paru-paru untuk dibersihkan.

Aliran darah dari dan menuju jantung
Gerakan jantung disebut denyut jantung. Denyut jantung dapat kita rasakan dengan cara meraba pembuluh nadi pada pergelangan tangan atau leher. Denyut jantung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya kondisi kesehatan, aktivitas kerja, berat badan, dan usia. Bayi memiliki denyut jantung lebih cepat dibanding orang dewasa.

Denyut jantung dapat dirasakan dengan meraba
pembuluh nadi pada pergelangan tangan

2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan bagian dari sistem peredaran darah yang berfungsi mengalirkan darah. Pembuluh darah pada manusia terdiri dari pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan pembuluh kapiler.
Pembuluh nadi (arteri)
Pembuluh nadi adalah semua pembuluh darah yang arahnya meninggalkan jantung (membawa darah keluar dari jantung). Letak pembuluh nadi agak tersembunyi atau di dalam permukaan tubuh, misalnya pada pergelangan tangan dan leher.
Darah yang keluar dari jantung melalui dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi pertama, keluar dari bilik kiri. Pembuluh nadi ini membawa darah yang kaya oksigen untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah ini disebut nadi besar (aorta). Pada pada pangkal aorta terdapat katup berbentuk bulan sabit yang berfungsi mengatur agar darah yang keluar dari jantung tetap searah.
Pembuluh nadi kedua, keluar dari bilik kanan. Pembuluh nadi membawa darah dari seluruh tubuh yang kaya karbon dioksida menuju ke paru-paru. Pembuluh darah ini disebut pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis).
Pembuluh Balik (vena)
Pembuluh balik adalah pembuluh darah yang membawa darah kembali ke jantung. Pembuluh balik umumnya terletak di permukaan tubuh. Banyak pembuluh balik yang dapat kita amati dengan mudah. Pembuluh darah yang tampak kebiruan di bawah kulit adalah pembuluh balik. Kita dapat merasakan adanya denyutan pada pembuluh balik.
Pada manusia, pembuluh balik secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pembuluh balik paru-paru dan pembuluh balik tubuh. Pembuluh balik paru-paru (vena pulmonalis) adalah pembuluh balik yang membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri (atrium kiri) jantung. Pembuluh ini membawa darah yang kaya oksigen. Pembuluh balik tubuh berukuran besar, yang terdiri dari pembuluh balik atas (vena kava superior) dan pembuluh balik bawah (vena kava inferior).
Pembuluh Kapiler
Pembuluh kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus dan langsung berhubungan dengan sel-sel jaringan tubuh. Dinding pembuluh kapiler hanya berupa selapis sel. Pembuluh kapiler menghubungkan ujung pembuluh nadi terkecil (arteriola) dengan ujung pembuluh balik terkecil (venula). Di dalam pembuluh kapiler inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Struktur pembuluh darah dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Hubungan antara pembuluh nadi, pembuluh kapiler, dan pembuluh balik.

C.    Sistem Peredaran Darah Manusia
Peredaran darah pada manusia selalu berada di dalam pembuluh. Sistem peredaran darah yang demikian disebut sistem peredaran darah tertutup. Sistem peredaran darah tertutup tidak hanya pada manusia saja, tetapi terjadi pada semua vertebrata. Pada peredarah darah tertutup, darah tidak pernah langsung masuk ke dalam jaringan tubuh, tetapi selalu melalui pembuluh-pembuluh darah.
Pada manusia, terjadi peredaran darah ganda atau peredaran darah rangkap. Artinya, darah ke jantung sebanyak dua kali dalam satu kali peredaran darah. Peredaran darah ganda terdiri dari peredaran darah kecil (peredaran darah pendek) dan peredaran darah besar (peredaran darah panjang).

Sistem peredaran darah manusia.
Pada peredaran darah kecil, darah dari jantung mengalir ke paru-paru dan kembali ke jantung. Sedangkan pada peredaran darah besar, darah dari jantung mengalir ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung. Secara singkat, dapat digambarkan sebagai berikut :
•   Sistem peredaran darah kecil :
Jantung (bilik kanan) —> pembuluh nadi paru-paru —> paru-paru —> pembuluh balik paru-paru —> jantung (serambi kiri)
Secara singkat : jantung —> paru-paru —> jantung
•   Sistem peredaran darah besar :
Jantung (bilik kiri) —> aorta —> pembuluh nadi —> pembuluh kapiler —> pembuluh balik atas dan pembuluh balik bawah —> jantung (serambi kanan)
Secara singkat : jantung —> seluruh tubuh —> jantung
D.    Golongan Darah
Pada tahun 1900, seorang dokter kelahiran Wina (Austria) bernama Karl Landsteiner membedakan darah manusia menjadi empat golongan, yaitu golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O. penggolongan ini dikenal dengan sistem penggolongan darah ABO. Pembagian golongan darah ini berdasarkan perbedaan aglutinogen (antigen) dan aglutinin (antibodi) yang terkandung dalam darah. Antigen terdapat pada membran permukaan sel darah merah, dan antibodi terdapat di dalam plasma darah. Lihat tabel berikut :
Golongan Darah
Golongan Darah Aglutinogen Aglutinin
A A b
B B a
AB A dan B -
O - a dan b
Dalam transfusi darah, orang yang memberi darah disebut donor, sedangkan yang menerima darah disebut resipien. Sel darah yang diberikan donor kepada resipien merupakan senyawa protein. Bila senyawa protein itu tidak sesuai dengan golongan darah resipien, maka darah resipien akan menolak darah donor. Penolakan tersebut ditandai dengan penggumpalan darah (aglutinasi) yang dapat membahayakan jiwa resipien.
Aglutinin a akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen A, dan aglutinin b akan menggumpalkan darah yang mengandung aglutinogen B. bila golongan darah A ditransfusikan kepada seseorang yang bergolongan darah B, maka akan terjadi penggumpalan. Jadi dalam transfusi darah yang perlu diperhatikan bagi donor adalah jenis aglutinogennya, sedangkan bagi resipien adalah jenis aglutininnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar